Diposkan oleh :
FASRUL SYAHRIR, S.Th.I.
Sejarah dakwah
dimulai sejak zaman dahulu yaitu sebelum zaman Nabi Muhammad SAW atau zaman
nabi-nabi sebelumnya hingga zaman Nabi Muhammad SAW dan seterusnya sampai
sekarang.
Sebelum membahas
lebih jauh mengenai sejarah dakwah perlu diketahui terlebih dahulu tentang arti
dari sejarah dakwah. Sejarah menurut kamus teologi adalah penulisan dan studi
mengenai peristiwa penting dalam hidup manusia dalam tingkat lokal, nasional,
internasional, maupun global. Sedangkan dakwah menurut pengertian bahasa (lugat)
berarti teriakan (As-Shaihatu) dan seruan (An-Nida), menurut
istilah ilmu dakwah mengarahkan pikiran dan akal manusia kepada sesuatu
pemikiran/akidah dan mendorong mereka untuk menganutnya atau menyampaikan pesan
Islam kepada manusia di setiap waktu dan tempat dengan berbagai metode dan
media yang sesuai dengan situasi dan kondisi para penerima pesan dakwah.
Berdakwah artinya mempropogandakan suatu keyakinan, menyerukan suatu pandangan
hidup, iman dan agama.
Pernahkah
terpikir pada diri kita mengapa Islam belum menjadi agama yang menyeluruh
dilakukan oleh umat manusia? Padahal Islam membawa ketenangan dan kedamaian
dalam diri? Diantara sekian banyak alasan tentunya salah satu alasan paling
menonjol adalah ketidakberhasilan seorang Dai menyampaikan amanat Allah secara
benar. Dan jika ditelaah lebih lanjut salah satu penyebab kegagalan seorang DAI
adalah kurangnya pengetahuan di berbagai macam disiplin ilmu dan kurangnya
pengetahuan mengenai isi yang disampaikan.
Sejarah mengenai
perang penting dalam keberhasilan seseorang DAI untuk menyampaikan amanat
Allah. Oleh karena itu, seorang DAI harus mengerti sejarah, karena sejarah
berperan dalam memperluas alam pikiran dan guna dapat membuat perbandingan
antara agama dan kejadian-kejadian dahulu dengan sekarang.
Dalam bagian selanjutnya, yang akan dibahas adalah sejarah dakwah
mulai dari asal mula dakwah sampai kepada dakwah pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Sejarah Dakwah Sebelum Masa
Nabi Muhammad SAW
Dakwah sudah
dimulai pada zaman nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Allah mengirimkan Rasul
kepada umat manusia dan menyampaikan agama Islam sebagai agama yang benar yang
memperbaiki akhlak serta akidah umat-umat terdahulu pada zamannya.
Diantara sekian
banyak Nabi dan Rasul yang diutus Allah untuk berdakwah ada 7 nama Nabi yang
disebutkan dalam al-Qur'an sebagai Nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan
amanah-Nya kepada kaumnya diantaranya: Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Soleh, Nabi
Luth, Nabi Syuai, Nabi Musa dan Nabi Isa.
Para nabi membawa
sejarah dakwah mereka sendiri-sendiri sebgai pelajaran bagi umat saat ini.
Pada hakikatnya
agama yang dibawa oleh para rasul sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW adalah
disebut agama Islam, baik agama yang dibawa Nabi Ibrahim AS, Musa AS, Daud AS,
maupn Isa AS. Dan Nabi Ibrahim yang dipandangans ebgai bapak agama itu mengaku,
bahwa ia adalah seorang muslim (musliman), penganut Islam. Demikianlah
bahwa agama yang diakui Tuhan di atas muka bumi ini sejak dari zaman purba kala
sampai akhir zaman nanti adalah hanya satu, karena Tuhan Allah sendiri adalah
satu, Maha Esa pula.
Agama-agama kuno
itu yang dibawa oleh Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW diberikan oleh Tuhan
ajaran-ajaran yang sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka masing-masing kepada
umat mana rasul-rasul itu diutus oleh Tuhan. Jadi sifat agama-agama itu adalah
lokal dan nasional serta terbatas kepada zaman-zaman tertentu yang sesuai
dengan lingkungan dan peradaban mereka pula dan kemudian setelah terjadi
penyimpangan-penyimpangan di sana-sini dari ajaran-ajaran Rasul itu semula,
maka Tuhan mengutus Rasul demi Rasul yang baru untuk membetulkan kembali
kesalahan-kesalahan itu. Demikianlah keadaan itu berlaku sampai zaman Nabi
Musa, Isa dan Nabi Muhammad SAW. Dan pada syari'at Nabi Muhammad lah agama itu
disempurnakan sedemikian rupa sehingga agama itu mampu bertahan sampai akhir
zaman tanpa mengalami perubahan lagi. Jadi sifat agama Islam yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan kemajuan berfikir dan kebudayaan umat
manusia, yang bersifat universal dan internasional, umum untuk semua guna buat
segala bangsa dan untuk dianut sepanjang zaman. Jadi bukan hanya terbatas untuk
kaum dan zaman tertentu seperti agama-agama sebelumnya.
Hal ini terbukti
dengan terdapatnya perbedaan lafal bunyi firman Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW
dan dihadapkan kepada nabi-nabi sebelumnya yang menjelaskan misi mereka dan
caranya mereka menghadapkan dakwahnya. Perhatikanlah bunyi ayat-ayat Al-Qur'an
seperti di bawah ini:
1.
Tentang
Nabi Nuh AS:
"Telah
kami utus Nuh AS kepada kaumnya"
(Al-A'raf: 59)
2.
Tentang
Nabi Hud AS:
"Kepada
kaum 'Aad telah kami utus Hud AS saudara mereka" (Al-A'raf: 65)
3.
Tentang
Nabi Soleh AS
"Kepada
aum Saud telah kami utus Soleh AS saudara mereka". Ia berkata: Hai kaumku!
Sembahlah Allah tak ada Tuhan bagi kamu yang lain dari Dia" (Al-A'raf: 73)
4.
Tentang
Nabi Luth AS:
"Ketika
berkata Luth AS kepada kaumnya" (Al-A'raf:
80)
5.
Tentang
Nabi Syu'aib AS:
"Kepada
kaum Madyan, saudara mereka Syu'aib AS" (Al-A'raf: 85)
6.
Tentang
Nabi Musa AS:
"Ketika
Musa AS berkata kepada kaumnya: "Kenapa kamu menyiksa saya?" (As-Shaf: 5)
7.
Tentang
Nabi Isa AS:
"Dan ketika berkata Isa AS anak
Maryam: "Hai bani Israil, aku adalah utusan Allah kepada kamu semua" (As-Shaf: 6)
Dimanapun juga semua Nabi selalu mendapat perlawanan dari kaumnya yang
tidak mau percaya kepada Nabi dan Rasul mereka. Dan kaum yang tidak mau beriman
itu selalu dihukum oleh Allah dengan azab yang sangat berat, seperti kaum Nabi
Nuh yang tidak mau percaya dihukum Allah dengan banjir besar (Q.S. Al-A'raf:
64). Kaum 'Ad yang kafir kepada Nabi Hud dihukum oleh Alah dengan angin yang
sangat mengerikan selama 7 malam 8 hari (Q.S. Adz-Dzariyat; 41-42, Q.S.
Al-A'raf: 72). Kaum Nabi Luth yang melakukan Homoseksual dihukum Allah dengan
hujan batu (Q.S. Al-A'raf: 78). Kemudian kepada kaum Tsamud yang melawan Nabi
Shalih dihukum oleh Allah, dengan gempa bumi (Q.S. Al-A'raf: 84). Serta kaum
Nabi Syu'aib yang kufur kepadanya dihukum pula oleh Allah dengan azab yang
berupa gempa bumi yang sangat dahsyat (Q.S. Al-A'raf: 91).
1) Kaum Bani Israil
Kesesatan dan
kekufuran ini bukan hanya melanda bangsa Arab saja, tetapi kaum Bani Israil dan
kaum Yahudi-pun juga melakukan penyelewengan dari ajaran nabi-nabi mereka. Kaum
Yahudi itu telah berbuat keterlaluan, seperti mengubah ayat-ayat kitab suci
Taurat (Q.S. Al-Baqarah: 75; Q.S. At-Taubat: 30). Mereka ini juga
mendewa-dewakan para imam dan pendetanya, sehingga Al-Qur'an menilai kaum
Yahudi itu sudah mengambil imam dan pendetanya sebagai Tuhan selain Allah dan
Isa Al-Masih (Q.S. At-Taubat: 31). Mereka sudah berani membelokkan ayat-ayat
kitab suci dengan berdusta atas nama Allah (Q.S. Ali Imran: 78), dan juga mreka
suka memakan harta haram (Q.S. At-Taubat: 34).
2) Kaum Nasrani
Menurut
kepercayaan Islam agama Nasrani itu asalnya adalah agama yang dibawa oleh Nabi
Isa, yang mengajarkan agama Tauhid, bahwa Tuhan itu Maha Esa. Menurut Al-Qur'an
Nabi Isa itu mengajak kaumnya untuk menyembah Allah tidak menyembah yang lain
(Q.S. Maryam: 36; Q.S. Al-Maidah: 117). Akan tetapi berhubungan dengan kuatnya
perlawanan kau yang kafir, maka ajaran Nabi Isa itu tidak bisa berkembang
dengan baik, sehingga ajaran Nabi Isa sering tercampur dengan ajaran-ajaran
kafir, bahkan diubah sama sekali menjadi agama polities. Agama dari Nabi Isa
itu diambil oper dan diubah dari menyembah hanya kepada Allah diganti bertuhan
kepada Nabi Isa, mereka mengangkat Nabi Isa menjadi Tuhan dengan lambang
kepercayaan kepada Tritunggal, yaitu menyembah Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan
Roh Kudus (Q.S. Al-Maidah: 72-73).
Sejarah Dakwah Pada Masa
Nabi Muhammad SAW
A. Keadaan masyarakat
Islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Muhammad SAW, Nabi akhir zaman, dilahirkan (tahun 570 M, menurut ahli
sunnah) di kota Makkah dan merupakan keturunan bangsa
Arab.
Bangsa Arab merupakan suatu kelompok bangsa Semit, yaitu suatu bangsa
keturunan Nabi Nuh melalui puteranya yang bernama Sam, yang kemudian bertambah
dengan keturunan Nabi Ibrahim melalui Nabi Isma'il.
Disebabkan karena lewatnya waktu yang cukup lama ditinggal Nabi
mereka, maka ajaran para Nabi atau Rasul itu menderita rembesan faham-faham
syirik, sehingga banyak manusia yang tersesat dari agama Allah serta
menyeleweng dari ajaran yang sudah ditinggalkan Nabi (Q.S. Maryam: 59; Q.S.
Al-Maidah: 77; Q.S. Al-Baqarah: 75). Orang-orang Arab jahiliyah mestinya
beragama menurut agama Ibrahim, kemudian terjadi kekosongan dari tuntunan Nabi
dalam waktu yang lama sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai Fatratun
minarrusul (فَتْرَةٌ مِنَ الرُّسُلِ) maka masyarakat Arab jahiliyah itu menjadi musyrik penyembah
berhala (Q.S. Al-Maidah: 19).
Jadi orang0orang
Arab itu dinamakan jahiliyah bukan disebebakan karena bodoh-nya, akan tetapi
mereka disebut Jahiliah disebabkan oleh perbuatannya yang persis seperti
orang-orang bodoh, tidak toleran dan tidak adanya rasa tasamuh serta
tidak mau untuk berlapang dada, mereka melakukan suatu langkah dan tindakan
lebih didasarkan atas sentimen dan emosi, mereka suka membangga-banggakan diri,
suka menghina, lekas marah dan suka bermusuhan.
B. Dakwah Nabi Muhamamad SAW sebelum hijrah
1.
Berdakwah
secara sembunyi-sembunyi
Setelah
turun ayat Allah al-Mudatsir: 1-7 dimulailah tugas Nabi Muhammad untuk
berdakwah, Nabi Muhammad memulai dakwahnya dengan sembunyi-sembunyi, dimulai
dari orang yang terdekat dari keluarga, lalu sahabat dan kemudian orang-orang
baik yang dikenalnya.
Pada
fase awal perjalanan dakwah Rasul di Mekkah perhatian utamanya adalah
memperbaiki akidah, membersihkannya dan mendidik jiwa dengan melepaskannya dari
sifat-sifat tidak terpuji, sehingga hati orang-orang saat itu dapat menyatu
untuk sama-sama mengesakan Allah dan menghilangkan sisa-sisa kejahilan dari
jiwa mereka.
2.
Berdakwah
secara terang-terangan
Mula-mula
Allah memerintahkan Nabi agar berdakwah di lingkungan keluarga dan kemudian
meluas kepada sahabat. Allah memuji kebijakan, keberanian dan keikhlasan beliau
dalam berdakwah.
Dan
setelah itu dimulailah dakwah Nabi secara terang-terangan yang dimulai dari
keberanian beliau ketika berseru di bukit Shafa. Hal ini tentu saja membuat
orang-orang kafir Quraisy sangat geram dan mereka melakukan berbagai macam
upaya untuk menghalangi dakwah Nabi diantaranya dengan:
- Mendatangi Abu Thalib
- Bernegosiasi dengan Nabi
- Merintangi, mencaci dan
menyiksa Nabi
- Memperlakukan Nabi
sewenang-wenang
Sementara
itu Nabi dan umat Islam terus mendapat tekanan dari pihak Quraisy, kondisi
inilah yang mengharuskan Nabi memilih keluar dari Makkah untuk berhijrah.
3.
Dakwah
Nabi setelah Hijrah
Ketika
Rasulullah SAW tiba di Madinah masyarakat di negeri ini belum mempunyai
kesatuan akidah. Mereka adalah penduduk heterogen dan hidup dalam
perpecahan. Secara garis besar masyarakat Madinah pada saat itu terbagi tiga
kelompok:
1.
Umat
Islam, terdiri dari kelompok Aus, Khosroj, dan Muhajirin.
2.
Kaum
Musyrikin, terdiri dari kelompok Aus, Khosroj, dan kelompok lain
tapi belum masuk Islam.
3.
Yahudi,
terdiri dari beberapa kabilah seperti bani Qoinuqa yang berafiliasi
dengan Khosroj, Bani Nadir dan Quroidzah yang bergabung
dengan Aus.
Aus dan Khosroj adalah dua kelompok yang sejak Zaman
Jahiliyah hidup bermusuhan sehingga diantara keduanya sering terjadi
peperangan. Ketika Rasululah datang ke Madinah mereka tetap bermusuhan.
Nabi
SAW dapat mengatasi perpecahan tersebut melalui sikap bijaknya yang agung dan
siasatnya yang tepat. Beliau melakukan langkah-langkah perbaikan seperti
berikut:
a. Membangun Masjid
b. Mengajak kaum yahudi kepada
Islam
c. Mempersaudarakan kaum
Muhajirin dan Ansar
d. Memberikan pendidikan
e. Menyusun aturan
bermasyarakat antara umat Islam dan kaum Yahudi.
*** ***** ***